Welcome ღ

Twitter ★

Saturday, December 1, 2012

Live in Yogyakarta

Live in merupakan salah satu program tahunan yang diadakan bagi siswa-siswi kelas 12 di SMA Yos Sudarso Karawang.  Adapun tujuan live in agar kita mempunyai pengalaman untuk mampu hidup dalam suatu kondisi yang berbeda yang kita rasakan di tempat kita tinggal, selalu bersyukur kepada Tuhan dan menyadari bahwa hidup itu penuh dengan perjuangan. Live in tahun 2012 dilaksanakan di Ganjuran tepatnya desa Kretek ,Bantul, Yogyakarta.Live in dilaksanakan selama satu minggu. Live in dilaksanakan mulai 21 Oktober -  27 Oktober 2012.
Minggu,21 Oktober 2012 pukul 17.00 kami semua berkumpul di sekolah dan bersiap untuk berangkat dari Karawang ke Yogyakarta. Sekolah menyediakan 2 bus besar untuk berangkat ke Yogyakarta. Saya pun memutuskan untuk menaiki bus ke 2 dan duduk bersama dengan Anastasia dan Angel. Di perjalanan kami melakukan banyak aktifitas seperti menyanyi bersama, mengobrol, bermain, mendengarkan musik dan lain sebagainya sampai tidak terasa waktu sudah menjelang malam dan kami pun terlelap.Perjalanan yang kami tempuh kurang lebih selama 12 jam. Perjalanan yang cukup melelahkan.
 Sesampai nya disana waktu sudah menunjukkan jam setengah 7 pagi. kami pun disambut panitia Live In disana dan berkumpul di Gereja Paroki Ganjuran untuk acara Ramah tamah dan pembagian tempat tinggal. Kami semua dibagi menjadi 3 desa yang letaknya saling berjauhan. 
Setelah pengarahan selesai, saya diberi tahu bahwa saya akan tinggal di desa Tirtosari bersama dengan Inggrit,Wahyuni,dan Yasodhara. Pamong saya bernama ibu Rohmiyati. Beliau hidup bersama dengan anaknya yang bernama mas Wahyu serta istri mas Wahyu yang bernama Mba Irma dan anak perempuan mas Wahyu dan Mba Irma yang bernama Nasya. Ibu Rohmiyati mempunyai industri keripik pisang,peye,dan emping melinjo yang cukup terkenal di Yogyakarta.
Kesan pertama yang saya rasakan setelah sampai di desa Tirtosari adalah udaranya yang sejuk, juga masyarakat desa Tirtosari yang begitu ramah. Masyarakat disana rata-rata mengendarai sepeda,karena alamnya masih asri dan belum ada polusi. Mata pencaharian disana pun masih sederhana seperti petani,peternak,pembuat batu bara,pembuat tempe, dan lain sebagainya.
Hari pertama, hal pertama yang saya lakukan adalah membereskan barang yang saya bawa, lalu pada siang harinya saya jalan-jalan mengelilingi sebagian desa Tirtosari dengan mengedarai sepeda ontel milik ibu Rohmiyati bersama dengan teman-teman yang tinggal di desa Tirtosari, pada sore hari saya membantu pamong Sinthia dan Karina yang berprofesi sebagai petani,berikut adalah foto saya bersama dengan teman-teman di sawah.






Terakhir saya pun pulang dan membantu pamong saya memasak makan malam sambil berbincang-bincang, Ibu Rohmi bercerita bahwa mas Wahyu pernah kehilangan mobil saat di Bandung namun beliau tetap bersabar dan merelakan dengan ikhlas. Ibu rohmi berkata bahwa dia percaya Tuhan punya rencana. Wah saya sangat terkesan dengan begitu tulusnya ibu Rohmi. Setelah makan, saya dan teman-teman pun tertidur.
Hari kedua, tepatnya pada pagi hari, saya bersama dengan Inggrit, Wahyuni, Yasodhara membantu ibu Rohmi untuk menyiapkan makan pagi.Berikut adalah foto makanan yang kami masak,ada orek tempe,telur dadar, dan abon.








 Setelah makan, kami pergi mandi dan mencuci baju sendiri untuk pertama kalinya.Selesai mandi, saya dan teman-teman diajak ibu Rohmi untuk mencoba membuat keripik pisang.
  •  Hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat keripik pisang yang enak adalah mencuci dan membuka kulit pisang yang masih mentah sampai bersih.
  • Kedua,serut pisang dengan menggunakan alat khusus seperti ini
  •  
     dan inilah hasil pisang yang telah diserut

  • Ketiga, tambahkan bumbu pada keripik pisang untuk menambah rasa seperti rasa coklat,madu,manis,dan gurih.
  • Terakhir, bungkus keripik pisang yang telah jadi dengan kemasan
 Tidak hanya keripik pisang, kami juga diajarkan untuk membuat emping melinjo, berikut fotonya:
Akhirnya pada malam hari, saya bersama dengan teman-teman dan pamong pergi ke rumah penduduk untuk doa lingkungan. Saat perjalanan pulang saya mengendarai sepeda dan cukup takut karena jalanan gelap dan sangat sepi. Setelah sampai di rumah, saya pun tertidur.

Hari ketiga,tepatnya hari rabu tanggal 24 Oktober 2012 , kami melakukan bakti sosial. Bakti sosial kami disini yaitu membangun jalan. Pekerjaan dimulai sekitar pukul 07.00 dan berakhir pukul 11.00. Setelah itu kami semua kembali ke rumah masing-masing. Berikut adalah foto saat kami mengadakan baksos:


 Setelah itu, Mbak Irma mengajak kami untuk mengirim barang ke kota. Kami pun berangkat ke Yogyakarta menggunakan bis umum. Sekitar pukul 14.00 kami sampai dan menyempatkan untuk pergi ke Malioboro. Disana, kami membeli baju untuk Ibu Rohmi,mas Wahyu, dan Nasya. Setelah itu kami pulang lagi ke desa Tirtosari.Pukul 17.00 kami kembali kumpul di Gereja untuk renungan yang di pandu Pastur disana. Acara berakhir sekitar pukul 18.00.
Hari keempat, kami mulai melakukan wisata di Yogya. Kami kumpul di daerah masing-masing untuk menuju tempat wisata. Perjalanan kami pertama menuju Candi Prambanan sekitar pukul 09.00. Sesampainya disana saya dan teman-teman berfoto-foto dengan turis asing dan Tentara yang kebetulan sedang ada tugas. Berikut foto saya(pojok kiri memegang senapan pak Tentara hehe)


Setelah pukul 11.00, kami pun melanjutkan perjalanan ke pantai ParangTritis. Setelah sampai kami pun bermain di pantai bersama. Namun tiba-tiba saya di gotong  sampai basah di laut. Saya pun ikut menggotong beberapa teman lainnya yang belum basah untuk bermain bersama.Sungguh sebuah pengalaman yang tak terlupakan bersama dengan teman-teman di masa-masa terakhir SMA ini. Akhirnya setelah jam 18.00 kami pun pulang ke rumah kami masing-masing.

Hari kelima, kami pergi ke Kasongan ( sentra kerajinan tanah liat ) dan Manding (senta kerajinan kulit) untuk membeli oleh-oleh. Setelah itu kami pergi ke gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Disana kami berdoa dan mengambil air untuk dibawa pulang. Lalu kami pun kembali ke rumah kami masing-masing.
Sesampainya di rumah, Mas Wahyu dan Mba Irma mengajak kami untuk pergi ke Alun-Alun Yogyakarta. Kami pun pergi dengan menaiki mobil pick up.Sesampainya di alun-alun saya sangat terpesona dengan keindahan dan keramaian kota Yogyakarta. Pertama kami mengunjungi 2 pohon yang dipercaya jika kita bisa melewatinya dengan mata tertutup maka doa kita pun akan terkabul. Saya pun mencoba dan gagal pada pertama kalinya , namun saya tidak menyerah, akhirnya saya pun berhasil setelah 3x mencoba. Saya sangat senang dan langsung berdoa. Setelah itu, kami menaiki mobil hias bersama-sama. Sungguh sangat menyenangkan.




Setelah itu kami pun pulang karena hari sudah malam.

Akhirnya pada hari ke enam yaitu hari terakhir kami di rumah pamong. Kami membereskan baju dan oleh-oleh kami. Tidak lupa kami berpamitan dengan pamong karena mereka sudah sungguh sangat baik pada kami. Kami pun memberikan oleh-oleh pada mereka. Saya tidak akan melupakan kebaikan yang telah di berikan oleh ibu Rohmi, Mas Wahyu,Mba Irma, dan Nasya. Semoga saat saya besar nanti, saya bisa sukses dan kembali ke rumah pamong.
sekitar pukul 07.30 kami mulai melakukan perjalanan pulang.Tapi terlebih dahulu kami singgah di Malioboro hingga pukul 16.00. Dan Minggu 28 Oktober pukul 06.00 kami sampai di Karawang lagi. Live In ini merupakan peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan bagi saya.



(Saya bersama ibu Rohmi)